Logo Header

Kadis Kesehatan Luruskan Pernyataan Gubernur NA “Sulsel Provinsi Pertama Deklarasi Bebas Covid-19 di Indonesia”

Nurmalasari
Nurmalasari Senin, 01 Juni 2020 11:08
Kadis Kesehatan Luruskan Pernyataan Gubernur NA “Sulsel Provinsi Pertama Deklarasi Bebas Covid-19 di Indonesia”

RAGAM.ID, MAKASSAR – Pada awal Mei lalu, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah sempat menyatakan bahwa pada akhir Mei 2020, penularan Covid-19 telah aman terkendali sehingga masyarakat sudah bisa hidup secara normal lagi. Bahkan Ia pun yakin bahwa Sulsel dapat jadi provinsi pertama yang mendeklarasikan bebas Covid-19 di Indonesia.

Namun, hingga masuknya bulan Juni ini, kasus positif Covid-19 belum mengalami penurunan yang signifikan. Sulsel bahkan menempati peringkat ke 4 kasus positif terbanyak di Indonesia. Di mana kemarin, Minggu (31/5) kasus posiitif masih bertambah 31 kasus, sehingga total 1.541 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari, kemudian meluruskan pernyataan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pernyataan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah tidak dapat dimaknai sebagai penurunan kurva penularan, tetapi yang dimaksud ialah penurunan kurva keterpaparan atau dalam artian, semakin tingginya angka kesembuhan.

“Pernyataan itu berlandaskan pada indikator bawa pada pertengahan Mei 2020, kurva orang yang terpapar covid-19 di Sulsel melandai. Jumlah pasien yang sembuh mencapai 39 persen lebih. Ini rasio tertinggi secara nasional,” tuturnya, via rilis, Minggu (31/5/2020).

Ia menjelaskan virus Covid-19 memang tidak bakalan habis sama sekali sampai vaksin dan obat-obat ditemukan. Tetapi bisa ditangani secara medis dalam kondisi normal. Jumlah persediaan kamar rumah sakit jauh melebihi cukup.

Demikian juga dokter dan fasilitas untuk karantina terpusat. Indikator-indikator tersebut dan sistem penanganan yang tertata baik dilakukan terpusat di Makassar diharapkan bahwa pandemi covid 19 di Sulsel selesai akhir Mei 2020.

“Pandemi covid-19 memang berangsur melandai. Kejadian luar biasa atau pandeminya yang diharap selesai pada akhir Mei 2020. Virus covid-19 tidak akan hilang, tetapi menjadi sakit biasa. Bukan lagi kajadian luar biasa atau pandemi,” tutupnya.(*)

Nurmalasari
Nurmalasari Senin, 01 Juni 2020 11:08
Komentar