Logo Header

dr. Rini Bachtiar Harumkan Indonesia, Raih Penghargaan Internasional di KDDW 2025

Nuri
Nuri Sabtu, 29 November 2025 13:48
dr. Rini Bachtiar Harumkan Indonesia, Raih Penghargaan Internasional di KDDW 2025

MAKASSAR — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan dunia kedokteran Indonesia. dr. Rini Rachmawarni Bachtiar, Sp.PD, K-GEH, MARS, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, meraih penghargaan KGFID (Korean Gastroenterology Fund for Integrated Development) pada ajang bergengsi Korea Digestive Disease Week 2025 (KDDW 2025).

Penghargaan ini diberikan untuk kategori Best Abstracts dan Best Presentations berkat penelitiannya berjudul “Characterization of gastric microbiota based on endoscopic and histopathologic findings in gastritis: Focus on non-Helicobacter pylori pathogenic genera.”

KDDW 2025 merupakan kongres kolaboratif yang diselenggarakan oleh Korean Society of Gastroenterology bersama berbagai asosiasi akademik terkemuka di bidang gastroenterologi dan hepatologi di Korea. Forum ilmiah ini menghadirkan program komprehensif dan mutakhir yang membahas tantangan utama dalam ilmu penyakit saluran cerna, serta dihadiri delegasi dan pakar dari berbagai negara.

Dalam penelitiannya, dr. Rini mengkaji beragam bakteri non-Helicobacter pylori yang hidup di dalam lambung dan berpotensi berperan dalam terjadinya radang kronis, kerusakan mukosa, hingga meningkatkan risiko kanker lambung.

Temuan pentingnya menunjukkan bahwa pasien dengan gastritis atrofi memiliki keragaman mikrobiota jauh lebih tinggi, termasuk keberadaan bakteri patogen seperti Pseudomonas dan Klebsiella.

“Saya memilih fokus penelitian ini karena sering menjumpai pasien dengan kerusakan mukosa lambung cukup berat, tetapi hasil pemeriksaannya negatif H. pylori. Ini menimbulkan pertanyaan penting: bakteri apa yang sebenarnya berperan dalam proses peradangan tersebut?” jelas dr. Rini.

Ia menegaskan bahwa topik ini masih baru dan sangat relevan, terlebih data yang digunakan merupakan data pasien Indonesia—populasi yang masih sangat jarang diteliti dalam studi mikrobiota lambung.

dr. Rini menilai bahwa hasil penelitiannya membuka wawasan baru dalam memahami penyakit lambung. Gastritis berat tidak selalu berkaitan dengan H. pylori. Ada komunitas bakteri lain yang kemungkinan berperan signifikan dalam peradangan kronis.

“Kontribusi penelitian ini cukup besar. Data mikrobiota dari pasien Indonesia kini mulai tersedia dan dapat menjadi dasar penting bagi riset lanjutan. Dalam jangka panjang, temuan ini diharapkan membantu dokter mendeteksi risiko lebih dini dan membuka arah baru dalam strategi pencegahan kanker lambung,” ujarnya.

Nuri
Nuri Sabtu, 29 November 2025 13:48
Komentar