Puluhan Orangtua Calon Siswa Menggelar Protes di Depan Kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar
RAGAM.ID, MAKASSAR – Puluhan orangtua calon siswa baru mendatangi Kantor Pendidikan" href="https://tebaran.com/tag/dinas-pendidikan/">Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar, Kamis (16/7/2020).
Mereka membawa spanduk protes atas layanan Disdik yang dianggap tidak ada solusinya sejak dibukanya jalur zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
“Dari tanggal 30 hingga saat sekarang ini tidak ada perbaikan -perbaikan yang dilakukan (Disdik). Justru hanya membuat kesalahan dari kesalahan,” ucap orangtua calon siswa baru, Muslimin
Selain itu, orangtua calon siswa lain yang enggan disebutkan namanya juga mengeluhkan lantaran titik koordinat dalam website PPDB tidak kunjung ditemukan alias mesin pencari titik lokasi tidak bekerja.
“Pada saat web dibuka, selalu tidak ditemukan titik koordinatnya. Baru saya ini kodong tidak terlalu mengertika itu internet,” katanya.
“Empat harima ini kodong pulang bale dari Racing Centre (ke Disdik) naik bentor. Habismi biayaku, nda adaji juga solusi nakasiki Disdik. Jadi ini anakku kodong kemungkinan saya akan carikan saja sekolah swasta murah saja,” keluhnya.
Pendidikan" href="https://tebaran.com/tag/dinas-pendidikan/">Dinas Pendidikan Kota Makassar menanggapi keluhan orang tua siswa, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Ahmad Hidayat menjelaskan titik koordinat mengikuti data dapodik calon peserta didik.
Jika ada perbedaan antara data dapodik dan kartu keluarga, secara otomatis tidak terbaca atau nol. Sehingga jatuhnya di lautan hingga luar negeri.
Saat ditemui masalah tersebut, pihaknya meminta orang tua siswa melapor ke pihak sekolah melalui kontak person yang sudah disiapkan.
Menurutnya, persoalan titik koordinat dapat diselesaikan di sekolah tujuan masing-masing pendaftar.
Ahmad mengaku pihaknya tetap membuka layanan bagi warga yang datang berkunjung di kantor Pendidikan" href="https://tebaran.com/tag/dinas-pendidikan/">Dinas Pendidikan.
“Saat ini, telah disiapkan dua ruangan khusus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah kordinat,” ujar Ahmad, Jumat, 17 Juli 2020.
Masing-masing ruangan diisi beberapa operator dengan kelengkapan 10 unit komputer.
“Yang pasti kalau ada masalah kordinat, seharusnya bisa diselesaikan di sekolah. Tapi ada juga warga yang datang kesini, tetap kita layani. Saya buka dua ruangan khusus untuk itu,” jelasnya.
- 1
- 2