Apa Gubernur Benar, Soal Yusran Gagal Tangani Corona di Makassar?
RAGAM.ID, MAKASSAR – Kota Makassar telah dipimpin oleh nahkoda baru Rudy Djamaluddin, yang baru saja dilantik hari ini (26/6/2020), menggantikan Yusran Yusuf, yang notabene hanya menjabat selama 43 hari.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (NA) secara resmi telah mengungkapkan alasan atas keputusannya merotasi jabatan Pj Wali Kota. Alasannya, karena semakin meningkatnya angka penularan Covid-19 selama kepemimpinan Yusran di Kota Makassar.
Menjawab argumen Gubernur NA, Yusran pun sempat memaparkan data perkembangan kasus Covid-19 selama sepekan terakhir.
Dari data yang dipaparkan, terlihat dengan jelas bahwa grafik justru menunjukkan adanya penurunan kasus yang cukup nyata. Sangat bertentangan dengan apa yang diungkapkan Gubernur NA. Berikut detailnya:
15/06/2020 (data 14/06/2020) Rt = 2.03
16/06/2020 (data 15/06/2020) Rt = 2.04
17/06/2020 (data 16/06/2020) Rt = 1.72
18/06/2020 (data 17/06/2020) Rt = 1.62
19/06/2020 (data 18/06/2020) Rt = 1.24
20/06/2020 (data 19/06/2020) Rt = 1.09
20/06/2020 (data 20/06/2020) Rt = 1.16
21/06/2020 (data 21/06/2020) Rt = 1.16
22/06/2020 (data 22/06/2020) Rt = 1.07
23/06/2020 (data 23/06/2020) Rt = 1.05
24/06/2020 (data 24/06/2020) Rt = 0.99
24/06/2020 (data 25/06/2020) Rt = 1.01
Dari angka-angka yang tampil di atas sangat jelas bahwa terjadi penurunan drastis, dimana pada tanggal (15/6) Makassar berada di angka 2.03, lalu turun menjadi 0.99 pada 24 Juni. Penurunan ini dinilai sangat nyata karena menyentuh di bawah angka 1.
Hal ini pun mengundang pertanyaan besar, apa benar, pencopotan Yusran sebagai PJ Wali Kota semata dilakukan karena kegagalannya menurunkan kasus Covid-19 di Kota Makassar.
Sementara itu, dengan berakhirnya masa jabatannya sebagai Pj Wali Kota, Yusran pun mengungkapkan akan kembali menjadi dosen di Universitas Hasanuddin.
“Kembali ke kampus dulu,” terang Yusran di Posko Covid-19 Kota Makassar, Kamis (25/6). (*)