Selama Pandemi 11 Ribu Karyawan Dirumahkan, Disnaker Makassar: Kita Arahkan ke Kartu Pra Kerja

RAGAM.ID, MAKASSAR – Dinas ketenagakerjaan (Dinasker) Kota Makassar mengumumkan bahwa dalam 3 bulan terakhir, terdapat lebih dari 11.000 orang karyawan yang dirumahkan karena pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Makassar Andi Irwan Bangsawan menyebut karyawan yang bekerja di sektor hotel dan pariwisata menjadi yang terbanyak dirumahkan karena Covid-19.
“Banyak yang perhotelan, pariwisata. Itu memang paling terdampak sih,” kata Irwan, Sabtu (6/6/2020)
Secara rinci, ia menyebutkan ada 6 ribu yang dirumahkan. Dimana ada yang telah menerima gaji dan sisanya ada yang belum menerima gaji sama sekali.
“Itu ada sekitar lebih dari 4 ribu orang yang tak terima gaji. Ini yang harus jadi perhatian semua,” ujarnya.
Selanjutnya, pihak Disnaker tengah mengupayakan agar sebisa mungkin para pekerja tersebut mendapat bantuan. Salah satunya mengarahkan mereka mengikuti program Kartu Prakerja.
“Kita lakukan proses mediasi. Kita arahkan mereka ke pendaftaran kartu pra kerja,” tuturnya.
Sementara itu, Irwan mengaku, saat ini dirinya tengah membantu 278 karyawan melaporkan telah di-PHK. Mereka akan mendapat advokasi agar bisa tetap menerima hak-haknya sebagai karyawan
“Hari ini saja yang mau dimediasi 80 orang, karena masih pandemi Covid-19, jadi perwakilan saja,” terangnya.
Irwan mengatakan, pihaknya berupaya mengarahkan gaji karyawan yang dirumahkan tetap diberikan. Pihaknya juga berharap tak ada PHK.
“Kalau harus PHK, berlaku UU ketenagakerjaan. Mereka (perusahaan) harus berikan pesangon,” tutupnya.
Sebelumnya Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) memprediksi pasar hotel akan mengalami masa pemulihan yang panjang. Sebagian besar hotel masih merumahkan karyawan meski sebentar lagi masuk fase new normal.
“Beberapa hotel mulai buka tapi kondisi pasar hotel saat ini masih lesu karena kegiataan-kegiatan meeting belum aktif. Kita butuh masa pemulihan yang cukup panjang. Masa new normal tidak bisa membuat semua normal dalam waktu singkat,” ujar Anggiat Sinaga, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel.
Menurut Anggiat, untuk beberapa hotel yang sudah mulai beraktivitas, sebagian sudah mempekerjakan kembali karyawannya. Tapi sebagian lagi masih merumahkan karena pertimbangan pasar yang belum benar-benar pulih.
“Dipastikan sekalipun sebagian hotel sudah buka, tapi karyawan yang dirumahkan belum tentu semua masuk. Kita masih akan melihat peluang bisnis ke depannya,” jelas Anggiat.
Hotel di Makassar menerima imbas finansial telak sejak darurat pandemi Corona Maret lalu. Sektor ini kehilangan potensi pendapatan lebih dari Rp 2 miliar per pekan.
Ada sedikitnya 39 hotel yang terpaksa tutup sejak darurat Corona. Anggiat mengatakan penutupan ini adalah pilihan paling realistis.(*)