Logo Header

Mentan SYL Diserang, Presiden Jokowi Pun Angkat Bicara

Nuri
Nuri Rabu, 06 Mei 2020 01:04
Mentan SYL Diserang, Presiden Jokowi Pun Angkat Bicara

RAGAM.ID, JAKARTAPresiden Jokowi menyayangkan adanya pemberitaan yang menyebutkan terjadi defisit pangan nasional di tengah pandemi Covid-19. Ia mengklaim ketahanan pangan nasional sampai sejauh ini tergolong aman.

“Ramainya di media mengenai defisit pangan kita, bahwa yang dibicarakan itu adalah defisit pangan di provinsi, defisit di wilayah. Itu bisa ditutup dari surplus di provinsi lain,” tegas Jokowi dalam Rapat terbatas melalui video conference, Selasa (5/5).

Tentang hal ini, Jokowi sangat mengapresiasi kerja keras Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang terus meningkatkan produksi dan membantu petani di tengah pandemi virus corona (covid 19).

“Jadi jangan ditulis-tulis Menteri Pertanian bohong, nanti repot Pak Menteri Pertanian. Lha kita bicara bukan defisit pangan nasional kok, tapi provinsi,” sambung Jokowi.

Senada dengan hal ini, Guru Besar Ilmu Ekonomi IPB, Prof Muhammad Firdaus menegaskan bahwa kondisi ketersediaan pangan pokok nasional secara kumulatif mencukupi, meskipun belum merata sebarannya.

Sebab surplus-defisit dalam sistem penyediaan pangan antar-wilayah itu sudah menjadi hal yang biasa terjadi.

“Di negara maju seperti Amerika Serikat sekalipun distribusi pangannya belum merata. Apalagi kita negara kepulauan terbesar di dunia, tidak mungkin produksi merata sama di seluruh wilayah. Sistem distribusinya yang perlu ditata lebih baik,” jelas Firdaus.

Sementara itu, Mentan SYL mengatakan Kementan terus berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan khususnya pada 11 komoditas bahan pokok. Bahkan tahun ini, sebagian besar provinsi mengalami surplus produksi.

“Untuk itu, Kementerian Pertanian mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi. Salah satunya dengan mengalihkan komoditas dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit. Untuk saat ini, setidaknya ada 28 propinsi dalam kondisi terkendali,” jelas SYL

SYL pun menekankan bahwa data yang diberikan kepada presiden sangat valid.

“Mentan tidak berani bohongi presiden. Apalagi ini untuk kepentingan publik,” tegasnya

Nuri
Nuri Rabu, 06 Mei 2020 01:04
Komentar