Bro Rivai Hadiri Puncak HUT KKSS ke-49 di Nabire
NABIRE — Puncak perayaan Hari Ulang Tahun ke-49 Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Nabire, Pupua Tengah, berlangsung meriah di Islamic Center Nabire, Sabtu (29/11/2025).
Dalam kesempatan ini, Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) KKSS, Laksda TNI Dr. Abdul Rivai Ras, yang akrab disapa Bro Rivai, hadir mewakili Ketua Umum KKSS, Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP.
Dalam sambutannya, Bro Rivai menyampaikan bahwa orang Sulsel memliki karakteristik yang unik karena berjiwa perantau.
“Orang bugis, makassar dan toraja dikenal sebagai pelaut ulung. Misalnya orang bugis dikenal sebagai pelaut yang handal dan pemberani, mampu membuat kapal sendiri seperti kapal phinisi untuk menjelajahi kepulauan Nusantara hingga ke Madagaskar,” tuturnya.
Rivai juga menjelaskan bahwa memiliki falsafah yang menonjol, karena mereka didorong oleh falsafah leluhur yang berpesan agar tidak menjadi anak buah, tetapi menjadi punggawa atau pemimpin di negeri rantau.
Tidak ketinggalan Rivai mengingatkan bahwa orang Sulsel punya tradisi meninggalkan kampung.
“Tradisi merantau ini telah tertanam dalam budaya Bugis sejak abad ke-17,” ungkapnya.
“Ada dua jenis perantau yakni mereka yang hanya merantau untuk sementara waktu atau disebut “sompe” dan mereka yang memutuskan untuk menetap atau hijrah “mallekke dapureng”, tambahnya.
Karena itu, Bro Rivai menyampaikan bahwa masyarakat KKSS yang ada di rantau terus bekerja keras dan menjaga integritas, solid dan terus berbuat untuk Bangsa di manapun berada.
“Sebagaimana pepatah Bugis yang terkenal yang buat orang Sulsel menjadi percaya diri yakni, “resopa temmangingngi, malomo naletei pammase dewata” (hanya dengan kerja keras dan ketekunan akan mudah mendapatkan rahmat Tuhan),” papar Bro Rivai.
Dalam acara HUT ini, ratusan warga KKSS memenuhi area kegiatan yang mengusung tema “semangat persatuan dan kontribusi nyata untuk kemajuan Nabire dan Papua Tengah”.
Acara semakin semarak dengan pertunjukan tari khas Sulsel yang dipadukan dengan tarian Papua, mencerminkan harmonisasi budaya yang telah lama terjalin di daerah tersebut.
Dalam kegiatan ini, nilai-nilai budaya Bugis-Makassar seperti sipakatau, sipakalebbi, sipakainge, sipakaraja, sikamali, dan siangkaran kembali diangkat sebagai pedoman etika bermasyarakat.
Wakil Bupati Nabire, H. Burhanuddin Pawennari, juga menegaskan bahwa nilai-nilai tersebut bukan sekadar tradisi, tetapi telah menjadi fondasi utama kehidupan warga KKSS di tanah perantauan.
“Nilai sipakatau dan sipakalebbi adalah identitas kami. Dimanapun kami berada, prinsip saling menghormati dan memuliakan sesama harus menjadi dasar kebersamaan,” ujarnya.
Sejarah kehadiran KKSS di Papua telah berlangsung sejak dekade 1970–1980-an. Perantau Sulawesi Selatan datang mengisi berbagai sektor pembangunan seperti perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.
Di Nabire sendiri, KKSS berkembang pesat sejak 1996 dan kini menjadi komunitas besar dengan kontribusi sosial serta ekonomi yang signifikan.
Tahun 2025 menjadi titik penting dengan terbentuknya struktur pengurus provinsi seiring hadirnya Provinsi Papua Tengah
